Pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bagi Pekerja dan Perusahaan beserta Contoh Kebijakannya - Semua organisasi atau perusahaan memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat di dalamnya tetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu. Penerapan K3 menjadi penting dan perlu diperhatikan dalam perusahaan. Sebenarnya, alasan mengapa kesehatan dan keselamatan kerja itu penting adalah karena sejatinya setiap pekerja menginginkan lingkungan kerja yang dapat memberikan rasa aman. Hal ini merupakan faktor utama dalam menjaga rasa aman untuk pekerja dan perusahaan.
Untuk itu, sebuah perusahaan sebaiknya memiliki kebijakan K3
dan seorang pegawai wajib mempunyai Sertifikat Ahli K3 Umum agar penerapan K3
bagi pekerja dan perusahaan berjalan secara maksimal. Lebih lengkapnya, berikut
ini pengertian K3 bagi pekerja dan perusahaan yang wajib kamu pahami.
Apa itu K3?
K3 adalah kepanjangan dari keselamatan dan kesehatan kerja.
Melansir laman Disnakertrans,
pengertian K3 adalah tenaga kerja teknik berkeahlian khusus yang akan membantu
pemerintah untuk mengawasi jalannya pekerjaan di lokasi kerja masing-masing
agar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan
pemerintah.
Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa K3
adalah kegiatan tenaga kerja yang berkeahlian khusus yang menjamin dan
mengawasi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang sudah ditetapkan pemerintah.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012, K3 merupakan segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Melalui aturan tersebut, pemerintah secara tertulis mengatur bagaimana pemberi kerja atau perusahaan untuk selalu menjaga kesehatan dan keselamatan kerja. Apabila pemberi kerja atau perusahaan tidak menjalankan atau melanggar aturan tersebut, maka akan dikenakan sanksi.
Penyebab kecelakaan kerja
Dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari, terdapat banyak
faktor yang bisa saja menyebabkan kecelakaan kerja. Faktor-faktor tersebut
biasanya terbagi menjadi tiga kategori yang meliputi faktor teknis, faktor
nonteknis, dan faktor alam.
Faktor teknis kecelakaan kerja biasanya melingkupi jenis
alat-alat yang digunakan dalam bekerja, bahan-bahan, hingga kondisi tempat
kerja. Contoh kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh faktor teknis seperti
kecelakaan meledaknya bahan kimia yang mudah meledak atau terbakar.
Faktor berikutnya adalah faktor nonteknis yang biasanya
berhubungan dengan kapabilitas tenaga kerja. Faktor nonteknis biasanya terjadi
karena kelalaian, mengabaikan aturan, hingga kurangnya keahlian. Contoh pada
kasus ini adalah cedera tertimpa bahan bangunan dikarenakan tidak menggunakan
peralatan keselamatan kerja.
Faktor terakhir yang tidak dapat diprediksi keberadaannya adalah faktor alam. Kesehatan dan keselamatan kerja bisa saja terpengaruhi oleh fenomena alam yang terjadi seperti banjir, gempa bumi, angin puting beliung, dan berbagai bencana alam lainnya. Selain itu, pandemi COVID-19 yang saat ini melanda juga masuk dalam kategori ini.
Tujuan K3
Secara umum, tujuan diberlakukan aturan K3 adalah untuk
melindungi tenaga kerja dari risiko kecelakaan dalam bekerja. Secara rinci,
tujuan dari K3 telah tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 yang mencakup tiga aspek.
Aspek pertama dari tujuan diberlakukannya K3 adalah
meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang
terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi. Aspek berikutnya
adalah mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh. Kemudian, aspek yang terakhir adalah menciptakan tempat
kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong produktivitas.
K3 adalah suatu bentuk perlindungan bagi kesehatan dan
keselamatan kerja para tenaga kerja, serta bagi sumber-sumber produksi
perusahaan. Adapun tujuan dari K3 adalah sebagai berikut:
- Melindungi
keselamatan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sehingga bisa
meningkatkan kesejahteraan hidup dan produktivitas nasional
- Mencapai
kesejahteraan fisik, mental, dan sosial pada semua pekerjaan, promosi, dan
pemeliharaan tingkat tertinggi
- Menjamin
keselamatan dari setiap orang lain yang berada di tempat kerja
- Memberikan
jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan
psikologis bagi tenaga kerja
- Membuat
tenaga kerja lebih berhati-hati dalam mempergunakan perlengkapan dan
peralatan kerja
- Memelihara
keamanan semua hasil produksi
- Menjamin
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai
- Meningkatkan
kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja
- Menghindari
gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atas kondisi kerja
- Memberikan rasa aman bagi tenaga kerja dan supaya terlindungi dalam bekerja
8 Alasan pentingnya K3
K3 menjadi prioritas utama dalam sebuah ekosistem bekerja.
Hal ini dikarenakan SDM atau sumber daya manusia merupakan aset penting
perusahaan yang perlu dilindungi kesehatan dan keselamatannya. Dalam
menjalankan K3, diperlukan kesadaran antara tenaga kerja dan perusahaan atau
pemberi kerja.
Setiap perusahaan harus menyadari bahwa mereka memiliki
tugas serta tanggung jawab moral untuk menjaga dan memperhatikan karyawannya.
Lebih lengkap, berikut ini adalah alasan mengapa kesehatan dan keselamatan
kerja itu penting.
1. Mampu menjaga reputasi perusahaan
Jika perusahaan tidak memiliki tunjangan kesehatan dan
keselamatan kerja yang terjamin, bisa saja suatu saat hal ini muncul di
internet sebagai kekurangan perusahaan. Namun sebaliknya, jika perusahaan
memiliki tunjangan kesehatan dan keselamatan kerja yang bagus, biasanya
reputasi perusahaan juga akan meningkat. Tak jarang makin banyak kandidat
terbaik yang tertarik untuk melamar karena keunggulan reputasi ini.
2. Membuat karyawan lebih sadar dengan bahaya dan risiko di tempat kerja
Banyak sekali karyawan yang tidak peduli dengan bahaya dan
risiko di tempatnya bekerja. Dengan lebih menekankan peraturan tentang
keselamatan kerja, karyawan juga bisa lebih sadar akan hal ini. Sehingga, hal
ini dapat membantu perusahaan untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja dan
dapat memiliki langkah pencegahan yang lebih baik.
Perlu diingat bahwa tidak hanya pekerja lapangan yang rentan
alami risiko yang mengancam keselamatan dan kesehatan kerja. Karyawan kantoran
pun demikian. Ada beberapa risiko kesehatan dan keselamatan kerja yang umumnya
mengintai penderita kantoran, misalnya:
- Terjatuh
- Cedera
punggung akibat duduk seharian di meja kerja
- Mata
lelah akibat terlalu lama bekerja di depan komputer
- Asma
dan gangguan pernapasan akibat kualitas udara dalam ruangan yang buruk
3. Mengurangi stres yang dirasakan karyawan
Dengan mencanangkan budaya kesehatan dan keselamatan kerja,
perusahaan juga harus menuntut pegawainya untuk lebih menjaga kesehatan dan mentalnya.
Dengan demikian, jam kerja sudah diatur dan jadwal lembur tidak akan terlalu
menyiksa karyawan. Sebab, jika jam kerja terlalu panjang, jadwal lembur
sangat banyak dan cenderung tidak jelas, akan rawan membuat karyawan
stres. Akibat stres ini dapat menimbulkan berbagai penyakit baik penyakit fisik
maupun mental.
4. Meningkatkan performa karyawan
Menurut sebuah penelitian, kesehatan dan keselamatan kerja
yang terjamin mampu meningkatkan performa karyawan. Karena ternyata tunjangan
ini juga dapat meningkatkan lingkungan kerja menjadi lebih nyaman. Rasa nyaman
ini mampu membuat karyawan bekerja lebih giat dan disiplin, sehingga
produktivitas karyawan dan performa mereka juga otomatis akan meningkat.
5. Menurunkan angka kerugian perusahaan
Cara ini juga membuat kerugian yang harus ditanggung
perusahaan menjadi menurun. Sebab, dengan adanya tunjangan dan pengetahuan
mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, kecelakaan menjadi lebih mungkin
untuk dihindari dan dicegah. Oleh karena itu, perusahaan dapat menurunkan angka
kerugian akibat karyawan yang tidak masuk karena sakit atau tidak masuk karena
kecelakaan kerja. Hal ini tentunya tidak hanya menguntungkan bagi karyawan
tetapi juga bagi perusahaan.
6. Meningkatkan loyalitas karyawan
Tidak hanya dapat mengurangi kerugian akibat ketidakhadiran
karyawan karena kecelakaan atau sakit terkait pekerjaan, memperhatikan
kesehatan dan keselamatan kerja juga dapat meningkatkan loyalitas karyawan.
Pasalnya, dengan menekankan kesehatan dan keselamatan kerja, perusahaan dapat
menunjukkan bahwa perusahaan peduli dengan kesehatan, keselamatan, dan
kesejahteraan pegawai. Dengan begitu, karyawan pun akan merasa lebih bahagia di
tempat kerja mereka dan kecil kemungkinan ingin pindah dan mencari tempat kerja
lain.
7. Mematuhi prinsip corporate social responsibility (CSR)
Sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja akan
membantu kesejahteraan fisik, sosial, dan mental karyawan yang mana aspek ini
juga termasuk ke dalam program corporate social responsibility (CSR)
di perusahaan. Dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja karyawan,
perusahaan mampu menunjukkan perilaku etis yang ingin berkontribusi bagi
kesejahteraan masyarakat, memastikan kepatuhan terhadap hukum yang berlaku, dan
mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan.
8. Menarik potensi bisnis di masa depan
Memberikan perhatian serius pada kesehatan dan keselamatan kerja juga dapat mempengaruhi potensi bisnis di masa depan. Perusahaan lain maupun lembaga pemerintah tentu akan tertarik dan lebih percaya untuk bekerja sama dengan perusahaan yang menunjukkan sistem manajemen yang efektif termasuk dalam hal kesehatan dan keselamatan kerja karyawannya.
Cara kerja K3
Cara kerja K3 adalah dengan menerapkan manajemen risiko.
Tujuannya untuk mewujudkan lingkungan kerja yang aman, nyaman, sehat, dan
meningkatkan kinerja dari para pekerja. Manajemen risiko dalam K3 adalah sebuah
upaya untuk mengurangi dampak negatif dari risiko yang berujung pada kerugian
aset organisasi.
Salah satu cara dalam manajemen risiko K3 adalah melalui
analisis dan evaluasi semua potensi bahaya dan risiko, kemudian diupayakan
tindakan minimalisasi atau pengendalian agar tidak terjadi bencana atau kerugian
lainnya. Beberapa langkah dalam penilaian risiko dalam K3 adalah sebagai
berikut:
- Menentukan
tim penilai
- Menentukan
objek atau bagian yang akan dinilai
- Kunjungan
atau inspeksi tempat kerja
- Identifikasi
potensi bahaya
- Mencari
informasi atau data potensi bahaya
- Analisis
risiko
- Evaluasi
risiko
- Menentukan
langkah pengendalian
- Menyusun
laporan
- Pengkajian ulang penelitian
Contoh kebijakan K3
Setelah mengetahui tujuan hingga cara kerja K3, kamu bisa
melihat contoh kebijakan K3 berikut ini agar lebih memahami penerapan K3.
1. Kebijakan K3 PT Pupuk Kalimantan Timur
2. Kebijakan K3 PT Timah Tbk
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan isu yang
sangat penting di lingkungan kerja. Setiap perusahaan harus sadar bahwa hal ini
merupakan hal dasar yang bisa diberikan untuk kenyamanan kerja karyawan.
Alasan-alasan di atas juga dapat menjadi gambaran mengapa hal ini sangat
diperlukan bagi kedua belah pihak. Sebab, ternyata keselamatan kerja dan
kesehatan karyawan yang terjaga tidak hanya menguntungkan karyawan tetapi juga
perusahaan.
Dengan beberapa upaya di atas, diharapkan perusahaan makin peduli pentingnya sistem kesehatan dan keselamatan kerja ini. Jadi, apakah kantormu sekarang sudah menerapkan hal ini dengan baik?